Beranda | Artikel
Bacakanlah Surat Yasin Terhadap Orang Yang Akan Mati?
Kamis, 25 Juni 2015

BACAKANLAH SURAT YASIN TERHADAP ORANG YANG AKAN MATI DI ANTARA KALIAN

Oleh
Lajnah Da’imah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta

Pertanyaan
Lajnah Da’imah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta ditanya : Bagaimana maksud hadits : “ Bacakanlah surat Yasin terhadap orang yang akan mati di antara kalian”. ?

Jawaban
Imam Ahmad, Abu Dawud, An-Nasaa’i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim, dari Ma’qal bin Yasir, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwasanya beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

اقْرَؤُا عَلَى مَوْتَاكُمْ “يس”

Bacakanlah surat Yasin terhadap orang yang akan mati di antara kalian”.

Lafadz hadits ini, di dalam riwayat Imam Ahmad (disebutkan).

يس قَلْبُ الْقُرْآنِ لَا يَقْرَؤُهَا رَجُلٌ يُرِيدُ اللَّهَ وَالدَّارَ الْآخِرَةَ إِلَّا غُفِرَ لَهُ وَاقْرَءُوهَا عَلَى مَوْتَاكُمْ

Surat Yasin adalah hati (jantung) Al-Qur’an. Tidak ada seorang pun yang membacanya yang menginginkan Allah dan hari akhirat, kecuali dia akan diampuni dosanya. Dan bacakanlah surat itu terhadap orang yang mati di antara kailan’[1]

Hadits ini dishahihkan oleh Ibnu Hibban, sedangkan Yahya bin Al-Qaththan menjelaskan illatnya (cacatnya) berupa idhthirab (goncang), mauquf (sampai sahabat). Abu Utsman dan bapaknya yang disebutkan dalam sanadnya ini majhul (tidak diketahui) keadaannya.

Ad-Daruquthni berkata : “Hadits ini sanadnya dhaif (lemah), matannya (isi haditsnya) majhul, dan dalam masalah ini, satupun tidak ada hadits yang shahih”.

Berdasarkan keterangan ini, maka kami tidak perlu menjelaskan maksud hadits ini, karena hadits ini tidak shahih. Seandainya dianggap shahih, maka maksudnya adalah membacakan surat Yasin kepada orang yang sedang sekarat supaya ingat, dan supaya pada akhir masa hidupnya di dunia mendengar bacaan Al-Qur’an. (Maksud hadits ini), bukanlah membacakan surat Yasin kepada orang yang sudah nyata-nyata meninggal

Ada sebagian orang yang membawa pengertian hadits ini kepada zhahirnya, sehingga mengatakan sunnahnya membacakan Al-Qur’an kepada orang yang sudah meninggal, karena (menurut mereka, red) tidak ada hal yang mengalihkan makna hadits ini dari makna zhahirnya.

Kami bantah dengan perkataan, seandainya hadits ini sah dan maksudnya adalah benar demikian, maka tentu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah melakukannya. Dan tentunya perbuatan Nabi sudah disampaikan kepada kita. Akan tetapi, hal itu tidak pernah ada sebagaimana penjelasan di atas. Ini menunjukkan, yang dimaksud dengan kata ‘mautakum’ dalam hadist ini (seandainya shahih) adalah orang-orang yang sedang mengalami sekarat yang terdapat dalam hadits riwayat Muslim dalam shahih-nya, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.

لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

(“Tuntulah orang yang sekarat di antara kalian ‘Laa ilaha illallahu’).

Sesungguhnya yang dimaksudkan adalah orang-orang yang sekarat, sebagaimana dalam kisah wafatnya Abu Thalib, paman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Wabillahit-taufiq, washallahu ‘ala Nabiyinia Muhammad wa ‘alihi wa shahbihi ajmain.

[Lajnah Da’imah Lil Buhuts Al-Ilmiah Wal Ifta, 9/41-42]

[Disalin dari Majalah As-Sunnah Edisi 01/Tahun XI/1428H/2007M & 12/Tahun X/1428H/2007M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Almat Jl. Solo – Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183. telp. 0271-5891016]
_______
Footnote
[1]. Dikeluarkan oleh Imam Ahmad (5/26,27), Abu Dawud (3/489, no. 3121), Ibnu Majah (1/466, no. 1448), Ibnu Abi Syaibah (3/237), Ibnu Hibban (7/269, no. 3002), Ath-Thabrani (20/219, 220, 231. no. 510, 511 dan 541), Al-Hakim (1/565), Ath-Thayalisi (hlm. 126 no. 931), An-Nasaa’i di dalam Amalul Yaumi wal Lailah (hlm. 581, 582, no. 1074, 1075), Al-Baihaqi (3/383) dan Al-Baghawi (5/295, no. 1461)


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/4170-bacakanlah-surat-yasin-terhadap-orang-yang-akan-mati.html